Minggu, 16 Oktober 2011

Api abadi di pamekasan, madura

Api yang Tak Kunjung Padam


Tak jauh dari kota Pamekasan, Madura, ada api abadi. Objek wisata alam ini lebih dikenal sebagai "api yang tak kunjung padam". Pada 2000, kalau tidak salah, obor api PON (Pekan Olahraga Nasional) XV mula pertama disulut dari sini.

Saya berkesempatan datang ke sana, Ahad 14 Juni 2009. Sudah ada sekitar 50 pengunjung dari berbagai kota menyaksikan fenomena alam ini. Saya hitung ada 50-an titik api. Siapa saja boleh mengorek-ngorek tanah, menyulut pakai korek api kayu, dan jadilah api.

"Biar hujan sekalipun api tetap menyala. Kalau kena angin keras, hujan deras, baru mati. Tapi, setelah hujan berhenti, ya, hidup lagi, Namanya saja api yang tak kunjung padam," ujar Pak Agus, hansip plus tukang parkir, kepada saya.

Api ini dimanfaatkan beberapa warga setempat untuk membakar jagung. Pengunjung juga boleh membakar sendiri. Ada dua perempuan lokal yang memasak makanan pakai api abadi. Panasnya sudah pasti merata. Tidak perlu minyak tanah, gas, kayu bakar, dan sejenisnya.

Saya meminta dibakarkan jagung bakar dua tongkol. Tak sampai 10 menit sudah matang. Rasanya lumayan enak ketimbang di Surabaya atau Sidoarjo. Akan lebih enak lagi kalau ibu-ibu di Pamekasan ini bikin bumbu agar rasa jagung mudanya lebih wuih. Sayang, di desa ini polos-polos saja.

Juga tidak ada warga yang berinisiatif menambah komoditas jualan. Yah, jangan hanya jagung bakar, tapi bisa ditambah ubi jalar, singkong, ikan laut, dan sebagainya. Bukankah Madura kayak dengan hasil laut? Pemerintah daerah rupanya belum optimal menggarap objek wisata api alam ini. Padahal, Jembatan Suramadu sudah diresmikan pada 10 Juni 2009 lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar